Wednesday, August 08, 2018

"CERPEN Seorang Istri (Clara) yang Bertengkar dengan Suaminya (Bimo) dan Meninggalkan Rumah"



       
Untuk membunuh rasa kesalnya Clara bersama anak semata wayangnya yang berusia 2 tahun teringat dengan sahabat baiknya saat sekolah dulu dan ia bergegas ke rumah  sahabatnya itu.

Sesampainya di rumah sahabat baiknya itu, ternyata sahabatnya itu sedang tidak ada dirumah mungkin sedang keluar kota karena semua pintu terkunci dan kendaraan yang biasanya Clara lihat di garasi saat berkunjung beberapa waktu yang lalu pun kosong.

Makin kesal lah hati Clara ditambah rengekan anaknya yang terus minta pulang, karena tempat curhat satu-satunya itu tidak bisa ditemui, termenung cukup lama di depan rumah tanpa sadar ada tetangga sahabatnya yang memperhatikan dan menyapanya.

"Mbak mau mencari siapa? Tanya tetangga sebelah. Seorang ibu paruh baya dengan kerudung menutup kepalanya dan raut wajah yang sudah terlihat keriput keluar dari pagar rumah sebelah.

“Ini saya mau bertemu sahabat saya tapi kayaknya tidak ada dirumah” jawab Clara dengan terbata-bata.
"Iya baru kemarin pamitan keluar kota karena katanya ada saudara yang meninggal dikampung”. Kalau mau mbak bisa istirahat saja disini untuk beberapa waktu, bagaimana..?? 

Saya juga sedang sendiri karena suami saya sedang berjualan di pasar", nama saya Aminah seraya menjulurkan tangan kanannya dan disambut Clara dengan menyebut namanya.

“Nama saya Clara bu, sahabat Indah tetangga ibu dan ini anak saya Dodi”
Dengan sedikit canggung Clara dan anaknya Dodi masuk ke rumah tetangga sahabatnya Indah untuk berisitirahat.

          Karena waktu sudah siang dan jam menunjukkan pukul satu, ibu Aminah mengajak Clara da Dodi untuk menikmati makan siang disalah satu sudut rumahnya dan dengan malu-malu Clara menolak dengan alasan sudah makan tadi.

          Namun Ibu Aminah tahu Clara dan Dodi pasti belum makan dan kembali memaksanya untuk makan siang bersama, dengan wajah malu-malu dan sisa-sisa airmata disudut matanya Clarapun ikut makan siang bersama dengan raut muka yang sedih.

“Ada apa mbak Clara?" tanya ibu Aminah.

“Tidak apa-apa, saya hanya terharu karena seorang yang baru saya kenal memberi tempat berteduh dan makan siang yang sangat enak”.

Ibu Aminah seorang yang baru saya kenal tapi begitu peduli pada saya.

Ibu Aminah pun berkata,

Mbak Clara, mengapa berpikir seperti itu…?? Renungkanlah hal ini,

“Saya hanya memberimu tempat istirahat dan makan siang seadanya & kamu begitu Terharu”,

... Sedangkan ...

Suamimu telah menyediakan rumah dan bekerja dengan sepenuh hati setiap hari demi mencukupi kebutuhan anak dan istrinya,

Harusnya kamu berterima kasih kepadanya ... bukan kepada saya, tukas ibu Aminah.

“Karena seorang istri adalah sepenuhnya milik suaminya, seorang istri wajib 100% patuh kepada suaminya”

dulu saat ijab Kabul dihadapan penghulu seorang istri berjanji akan sepenuhnya patuh kepada suaminya dan suaminya pun berjanji untuk memenuhi semua kebutuhan hidup keluarganya baik lahir maupun bathin.

Seorang istri dilarang keluar rumah tanpa mendapat ijin dari suaminya, dan kalau dilanggar dosa hukumnya, itu sudah ketentuan dari Allah SWT.

Clara sangat kaget mendengar penjelasan Ibu Aminah.

Mengapa untuk sekedar makan siang dari orang yang baru kukenal aku Begitu Berterima Kasih,

... Tapi ...

         Terhadap suamiku yang telah bekerja dan memberi nafkah untukku selama bertahun-tahun, aku tak pernah berterima Kasih.
Setelah menyelesaikan makan siangnya dan beristirahat cukup Clara dan anaknya Dodi  segera bergegas pulang.

Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat suaminya Bimo dengan Wajah cemas dan khawatir.
Ketika melihat Clara dan anaknya Dodi pulang,

         Hal pertama yang dilakukan Bimo adalah memeluk anaknya Dodi, seraya berkata kepada istrinya Clara, "Alhamdulillah.., Kau sudah pulang Mah.., tadi aku telpon Ibu dan Ayah kamu tapi mereka tidak tahu kamu dimana... juga seluruh saudara-saudara kamu juga tidak tahu,… aku khawatir kamu kenapa-napa…dan berharap tidak terjadi hal-hal buruk "

Mendengar Hal itu, Clara tidak dapat menahan tangisnya  dan menangis dihadapan suaminya.

Sahabatku,

Kadang Satu Kesalahan, Membuat kita Begitu Mudah Melupakan Kebaikan yang Telah kita Nikmati tiap hari.

Sekali Waktu kita Mungkin akan Sangat Berterima Kasih untuk Suatu Pertolongan Kecil yang Kita Terima.

Namun kita sering tidak Sadar & Lupa Berterima Kasih Akan Kebaikan-kebaikan dari Orang-orang yang Sangat Dekat Dengan Kita.

Berterimakasih lah Kepada :

Ayah - Ibu ... kita
Istri / Suami ... kita
Pegawai Rumah Tangga ... kita
Pegawai di kantor ... kita
Semua Orang orang Terdekat dengan kita

Hidup itu Indah,
kalau kita Pandai Berterima Kasih dan Bersyukur ...
Belajar menerima apa adanya ...

Ketika GELAP,
baru tersadarkan apa arti dari TERANG.

Ketika KEHILANGAN,
baru tersadarkan arti dari MEMILIKI

Ketika BERPISAH,
baru tersadarkan arti dari KEBERSAMAAN.

Kemarin sudah TIADA,
besok belumlah TIBA,
kita hanya punya 1 hari, yaitu HARI ini. Jangan sesali yg telah berlalu, itu perbuatan sia-sia.

Syukuri apa yang telah dimiliki, agar kebahagiaan selalu berada disisi kita

Dalam kehidupan NYATA,
kadang kita suka mempermasalahkan hal yang KECIL,
yang tidak PENTING, sehingga akhirnya merusak NILAI yang BESAR.

Persahabatan yang INDAH selama puluhan tahun BERUBAH menjadi permusuhan yang HEBAT,  karena SEPATAH kata PEDAS yang tidak DISENGAJA.

Keluarga yang RUKUN dan HARMONIS pun bisa HANCUR hanya karena perdebatan KECIL yang tidak PENTING.
yang REMEH  kerap dipermasalahkan,
tetapi yang lebih PENTING dan berharga LUPA dan TERABAIKAN.

Seribu KEBAIKAN sering tidak BERARTI, TAPI SETITIK kekurangan DIINGAT seumur hidup....


..Wassalamualakum wrwb. selamat beraktifitas..

No comments:

Pengunjung yang baik selalu meninggalkan kesan dan pesan...!!! Terima kasih

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails