Untuk membunuh rasa kesalnya Clara
bersama anak semata wayangnya yang berusia 2 tahun teringat dengan sahabat
baiknya saat sekolah dulu dan ia bergegas ke rumah sahabatnya itu.
Sesampainya di rumah sahabat
baiknya itu, ternyata sahabatnya itu sedang tidak ada dirumah mungkin sedang
keluar kota karena semua pintu terkunci dan kendaraan yang biasanya Clara lihat
di garasi saat berkunjung beberapa waktu yang lalu pun kosong.
Makin kesal lah hati Clara ditambah
rengekan anaknya yang terus minta pulang, karena tempat curhat satu-satunya itu
tidak bisa ditemui, termenung cukup lama di depan rumah tanpa sadar ada
tetangga sahabatnya yang memperhatikan dan menyapanya.
"Mbak mau mencari siapa?
Tanya tetangga sebelah. Seorang ibu paruh baya dengan kerudung menutup
kepalanya dan raut wajah yang sudah terlihat keriput keluar dari pagar rumah
sebelah.
“Ini saya mau bertemu sahabat saya
tapi kayaknya tidak ada dirumah” jawab Clara dengan terbata-bata.
"Iya baru kemarin pamitan
keluar kota karena katanya ada saudara yang meninggal dikampung”. Kalau mau
mbak bisa istirahat saja disini untuk beberapa waktu, bagaimana..??
Saya juga
sedang sendiri karena suami saya sedang berjualan di pasar", nama saya
Aminah seraya menjulurkan tangan kanannya dan disambut Clara dengan menyebut
namanya.
“Nama saya Clara bu, sahabat Indah
tetangga ibu dan ini anak saya Dodi”
Dengan sedikit canggung Clara dan
anaknya Dodi masuk ke rumah tetangga sahabatnya Indah untuk berisitirahat.
Karena waktu sudah siang dan jam
menunjukkan pukul satu, ibu Aminah mengajak Clara da Dodi untuk menikmati makan
siang disalah satu sudut rumahnya dan dengan malu-malu Clara menolak dengan
alasan sudah makan tadi.
Namun Ibu Aminah tahu Clara dan
Dodi pasti belum makan dan kembali memaksanya untuk makan siang bersama, dengan
wajah malu-malu dan sisa-sisa airmata disudut matanya Clarapun ikut makan siang
bersama dengan raut muka yang sedih.
“Ada apa mbak Clara?" tanya
ibu Aminah.
“Tidak apa-apa, saya hanya terharu
karena seorang yang baru saya kenal memberi tempat berteduh dan makan siang
yang sangat enak”.
Ibu Aminah seorang yang baru saya
kenal tapi begitu peduli pada saya.
Ibu Aminah pun berkata,
Mbak Clara, mengapa berpikir
seperti itu…?? Renungkanlah hal ini,
“Saya hanya memberimu tempat
istirahat dan makan siang seadanya & kamu begitu Terharu”,
... Sedangkan ...
Suamimu telah menyediakan rumah
dan bekerja dengan sepenuh hati setiap hari demi mencukupi kebutuhan anak dan istrinya,
Harusnya kamu berterima kasih
kepadanya ... bukan kepada saya, tukas ibu Aminah.
“Karena seorang istri adalah
sepenuhnya milik suaminya, seorang istri wajib 100% patuh kepada
suaminya”
dulu saat ijab Kabul dihadapan
penghulu seorang istri berjanji akan sepenuhnya patuh kepada suaminya dan
suaminya pun berjanji untuk memenuhi semua kebutuhan hidup keluarganya baik
lahir maupun bathin.
Seorang istri dilarang keluar
rumah tanpa mendapat ijin dari suaminya, dan kalau dilanggar dosa hukumnya, itu
sudah ketentuan dari Allah SWT.
Clara sangat kaget mendengar penjelasan
Ibu Aminah.
Mengapa untuk sekedar makan siang
dari orang yang baru kukenal aku Begitu Berterima Kasih,
... Tapi ...
Terhadap suamiku yang telah
bekerja dan memberi nafkah untukku selama bertahun-tahun, aku tak pernah
berterima Kasih.
Setelah menyelesaikan makan
siangnya dan beristirahat cukup Clara dan anaknya Dodi segera bergegas pulang.
Begitu sampai di ambang pintu
rumah, ia melihat suaminya Bimo dengan Wajah cemas dan khawatir.
Ketika melihat Clara dan anaknya
Dodi pulang,
Hal pertama yang dilakukan Bimo
adalah memeluk anaknya Dodi, seraya berkata kepada istrinya Clara, "Alhamdulillah..,
Kau sudah pulang Mah.., tadi aku telpon Ibu dan Ayah kamu tapi mereka tidak
tahu kamu dimana... juga seluruh saudara-saudara kamu juga tidak tahu,… aku
khawatir kamu kenapa-napa…dan berharap tidak terjadi hal-hal buruk "
Mendengar Hal itu, Clara tidak dapat menahan tangisnya dan menangis dihadapan suaminya.
Sahabatku,
Kadang Satu Kesalahan, Membuat
kita Begitu Mudah Melupakan Kebaikan yang Telah kita Nikmati tiap hari.
Sekali Waktu kita Mungkin akan
Sangat Berterima Kasih untuk Suatu Pertolongan Kecil yang Kita Terima.
Namun kita sering tidak Sadar
& Lupa Berterima Kasih Akan Kebaikan-kebaikan dari Orang-orang yang Sangat
Dekat Dengan Kita.
Berterimakasih lah Kepada :
Ayah - Ibu ... kita
Istri / Suami ... kita
Pegawai Rumah Tangga ... kita
Pegawai di kantor ... kita
Semua Orang orang Terdekat dengan
kita
Hidup itu Indah,
kalau kita Pandai Berterima Kasih
dan Bersyukur ...
Belajar menerima apa adanya ...
Ketika GELAP,
baru tersadarkan apa arti dari
TERANG.
Ketika KEHILANGAN,
baru tersadarkan arti dari
MEMILIKI
Ketika BERPISAH,
baru tersadarkan arti dari
KEBERSAMAAN.
Kemarin sudah TIADA,
besok belumlah TIBA,
kita hanya punya 1 hari, yaitu
HARI ini. Jangan sesali yg telah berlalu, itu perbuatan sia-sia.
Syukuri apa yang telah dimiliki,
agar kebahagiaan selalu berada disisi kita
Dalam kehidupan NYATA,
kadang kita suka mempermasalahkan
hal yang KECIL,
yang tidak PENTING, sehingga
akhirnya merusak NILAI yang BESAR.
Persahabatan yang INDAH selama
puluhan tahun BERUBAH menjadi permusuhan yang HEBAT, karena SEPATAH kata PEDAS yang tidak
DISENGAJA.
Keluarga yang RUKUN dan HARMONIS
pun bisa HANCUR hanya karena perdebatan KECIL yang tidak PENTING.
yang REMEH kerap dipermasalahkan,
tetapi yang lebih PENTING dan
berharga LUPA dan TERABAIKAN.
Seribu KEBAIKAN sering tidak
BERARTI, TAPI SETITIK kekurangan DIINGAT seumur hidup....
..Wassalamualakum wrwb. selamat
beraktifitas..
No comments:
Post a Comment